By: Marcelina R Suganda
Tampaknya, topik menjadi seorang Coach yang netral, adalah topik sepanjang masa yang diperdebatkan dan diperbincangkan. Dalam semua teori dalam program sertifikasi dan akademi pasti akan mengajak Anda, menjadi seorang Coach yang dapat melihat berbagai sisi dan menjadi seseorang profesional yang netral. Namun kenyataannya?
Di lapangan ternyata tidak semudah itu bukan!
Misalnya saja, Anda seorang Parenting Coach yang mana Anda punya program untuk anaknya, walaupun mendapatkan professional fee dari orangtuanya. Pasti ada catatan orangtua yang juga menjadi tujuan atau pegangan Anda dalam berproses. Atau misalnya Anda seorang Coach di perusahaan atau di hire oleh perusahaan, pasti ada juga tujuan perusahaan yang ingin dicapai. Bahkan Anda seorang Health Coach yang mana Anda tahu bahwa ukuran kesehatan seseorang secara personal dan membantu klien mencapai tersebut.
Paragraf di atas masih menunjukkan bagaimana sebuah tujuan dalam berproses. Belum lagi, pribadi kita yang natural-nya tetap sebagai manusia, terkadang ada gestur, mimik wajah atau pernafasan, yang secara tidak sadari, muncul saat ada respon tertentu. Maka, pertanyaannya, menjadi seorang Coach itu WAJIB bersikap netral atau PERLU bersikap netral?
SEBUAH RISET
Dalam suatu pencarian saat Menyusun artikel ini, ternyata memang masih banyak perdebatan terkait dengan bagaimana menjadi seorang Coach yang netral. Salah satunya yang ditulis dalam abstrak sebuah karya ilmiah yang direkomendasikan oleh Yannick Jacob di artikelnya di linkedin mengatakan;
“Neutrality in coaching, as an often-mentioned yet under-theorized norm of practice, is illustrative of how a lack of conceptualization leaves professionals with eclectic and contradictory tools and techniques. Therefore, the current study examines coaches’ attempts to practice neutrality, with diverse implications for their conceptions of professional practice.”
Dan dalam tulisan yang sama juga disebutkan bahwa sebuah penelitian dilakukan pada 57 Executives Coach, yang diminta untuk menerapkan netralitas dalam situasi coaching. Yang ternyata praktik ini membuat beragam ketegangan bagi Coach itu sendiri. Beberapa yang menjadi catatan adalah mempertimbangkan netralitas tersebut dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain, seperti praktik dimana proses coaching dilakukan, siapa yang dilibatkan, dan bagaimana prosesnya berjalan.

Hal ini menunjukkan bahwa justru praktik netralitas dalam coaching adalah sebuah hal yang sangat tidak mudah bagi para Coach. Topik yang sama pun sebenarnya dibahas oleh Amelia Hirawan dalam wawancara di artikel Kenapa Coach Sulit Bersikap Netral Walaupun Sudah Berkali-kali Melakukan Coaching. Yang artinya, saat kita kembali kepada kaidahnya, bahwa Coach adalah sebuah profesi yang memiliki etika berprofesi yang juga melalui training dan akademi kita dibekali banyak cara atau metode agar tetap mampu bersikap netral. Mengenai ini pun disampaikan oleh Teh Indah (Tribe DKI Jakarta) dalam podcastnya Neutrality As A Coach, bahwa memang menjadi tantangan bagi seorang Coach untuk menjadi netral, sebab seorang Coach sendiri memiliki personal value, punya keahlian tertentu, punya sudut pandangnya sendiri. Namun justru hal ini tidak boleh menjadi pembatas supaya sebagai Coach kita tidak menjadi subyektif. Yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana seorang Coach, perlu punya usaha untuk bersikap cenderung netral saat dalam proses coaching. (Dengarkan Podcastnya KLIK DISINI)
USAHA BERSIKAP NETRAL BAGI PARA COACH
Memang bersikap netral ini benar-benar pelu usaha ya, Coach! Itulah mengapa dalam Points of You Academy, khususnya di Level 2 – Creative Practice Workshop, facilitator akan selalu mengingatkan DNA Points of You, No Expectation No Judgement. DNA ini adalah sebuah pengingat bagi tribe yang telah mempelajari dan menerapka Points of You, bahwa dalam melakukan coaching, kita perlu untuk menjadi netral, tidak berekspektasi pada klien atau coachee, juga tidak menilai mereka dengan sudut pandang kita.
Tentu caranya pun untuk menjadi no expectation no judgement, begitu banyak. Namun dalam artikel ini salah satu usaha yang bis akita gunakan adalah dengan menjadi Above The Line Coach. Sebelum kita menelisik lebih dalam, pernahkah Anda mendengar istilah Above & Below The Line? Kalau Anda sudah malang melintang di dunia Coaching ini tentu sudah tidak asing lagi ya! Namun bagi Anda yang masih memelajari dan belum memahami istilahnya, berikut hal yang lebih spesifik mengenai Above The Line Coach.
Sebuah tulisan dan diagram dalam riset saya, menunjukkan hal yang menarik mengenai usaha bersikap netral menjadi seorang Coach, yang bisa Anda cek di sebuah artikel miliki TaWorks. Artikel yang ditulis mengenai sebuah pendekatan relasional, yang sangat bisa Anda praktekkan. Di dalam tulisan tersebut, terdapat dua diagram yang menjelaskan bagaimana pendekatan relasional ini dapat bekerja dan membantu seorang Coach bersikap lebih netral. Namun dalam artikel ini akan lebih membahas bagaimana menjadi seorang Above The Line Coach.
Istilah above and below the line sendiri sebenarnya, sebuah istilah sehari-hari yang sangat fundamental. Yang mana istilah ini dapat digunakan dalam proses coaching, komunikasi, pola pikir, dan lain sebagainya. Below The Line mengacu pada elemen dimana yang bersifat sebuah pengabaian. Sedangkan Above The Line sendiri mengacu pada sebuah proses pembenahan berkelanjutan dan dilakukan dengan kesepakatan, hubungan yang baik serta media yang mendukung. Dalam ilustrasinya adalah sebagai berikut;

Sumber Gambar: St. Leonards College
Jika kita melihat gambar di atas, maka sebagai Above The Line Coach kita dapat menjadi lebih bersikap netral saat menggerakkan sudut pandang kita. Tentu saja untuk menjadi coach yang mau menerima, punya harapan, optimis, berfokus pada solusi yang coachee sampaikan, dll.
Tantangan untuk menjadi Above The Line Coach memang tidak mudah, namun sekali lagi hal ini perlu diusahakan untuk menjadi seorang Coach yang lebih netral. Maka membuat Anda dalam suatu circle pembelajaran yang tepat, akan membantu Anda untuk terus mengasah diri menjadi Coach yang netral. Tidak hanya itu, pembelajaran yang didapatkan dalam Points of You Academy ini juga, yang sebenarnya akan banyak membantu proses Anda dalam menjadi seorang Coach yang netral. Prinsipnya, jangan belajar hanya sekali yaaaa.. Terus praktikkan juga!
Resources:
http://www.taworks.co.uk/level_5/myth_of_neutrality.html
https://www.linkedin.com/pulse/shouldcan-coaches-stay-neutral-yannick-jacob/
https://www.stleonards.vic.edu.au/school-news/community/building-optimism-in-uncertain-times/
https://open.spotify.com/episode/3gRd6Py7QSCTWrwjn3UOZN?si=b8cd234cb45643f0
https://www.pointsofyou.id/tips-membangun-netralitas-saat-coaching/