June 28

7 ALASAN MENGAPA METODE KONSELING BARU INI EFEKTIF

2  comments

Mungkin banyak Psikolog pernah mengalaminya, dengan berbagai macam ceritanya masing-masing. Mulai dari butuh waktu yang lama untuk building rapport hingga kesulitan menggali informasi (terutama jika menyangkut masalah personal dan sensitif). Itulah yang mendasari mengapa metode konseling baru ini mulai dilirik para Psikolog dan Konselor. Berikut alasan mereka…

Hayo siapa yang pernah mengalami hal ini?

Sedikit cerita tentang proses konseling yang pernah saya lakukan. Saya menerima telepon dari Yulia (bukan nama sebenarnya, istri dari klien). Yulia meminta bantuan saya untuk menjadi konselor pernikahannya, bersama suaminya (sebut saja Danny)dengan suaminya (Danny). Nampaknya pernikahan mereka telah diambang perpisahaan saat ini. 

Setiap kali bertengkar, Danny sering menantang Yulia untuk bercerai. Yulia menyalahkan Danny, dan sebaliknya Danny menyalahkan Yulia atas kekacauan pernikahannya. Satu sama lain saling menyalahkan dan saling menunggu siapa yang duluan memperbaiki diri.

Yulia menyimpulkan bahwa kondisi suaminya yang emosional membuat suasana rumah jadi tidak nyaman. Masalah kecil pun menjadi besar. Danny sering mengolok-olok Yulia sewaktu bercekcok, bahkan mengusirnya dari rumah. Menurut Yulia, Danny selalu memaksakan apa yang ia pikirkan atau yang ia mau kepada Yulia dan orang-orang disekitarnya. 

Kali pertama berjumpa dengan mereka di dalam ruang konseling, saya mendapatkan hal yang berbeda tentang Danny. Diawal Yulia menceritakan bahwa adalah sosok pribadi yang sangat vokal dan lantang berbicara terlebih ketika beradu mulut karena mau menang sendiri dan tidak mau mendengarkan orang lain. Sekarang Danny duduk dengan gelisah di samping Yulia, stuck, tidak banyak bicara.

Sekarang tantangan saya tergandakan. Ide Yulia untuk berkonsultasi bersama saya membuat Danny melakukan konseling ini dengan setengah hati. Ada pemikiran yang terlintas oleh Danny, kalau konseling dengan para Psikolog/Konselor itu akan ditanya-tanya. Itulah sebabnya Danny enggan bercerita banyak, ia beranggapan bahwa pertanyaan saya akan membuatnya tidak nyaman, risih dan malu. 

Jawaban yang diberikan Danny kebanyakan merupakan jawaban pendek dan normatif. Contohnya, ketika saya menanyakan makna peran suami dan istri baginya dalam pernikahan, ia hanya menjawab “untuk melayani suami, menyelesaikan urusan rumah tangga dan membantu pekerjaan suami”.

Namun ketika Danny sempat sedikit mengungkapkan “…akan membuka luka lama yang sudah ditutupi atau coba untuk dilupakan…” ini merupakan clue buat saya, bahwa ada hal yang sedang disembunyikan olehnya. Sistem pertahanan diri yang kuat (Defense mechanism), membuatnya tidak ingin menyampaikan pikiran dan perasaan sebenarnya secara menyeluruh.

Pertemuan pertama dan kedua, berlangsung seperti “itu-itu” saja. Dalam setiap kesempatan bicara, sekarang Danny terus mengulang-ulang ceritanya. Ia menuduh Yulia yang sulit diatur, tidak bersedia menuruti kata suami. Ia beranggapan masalah rumah tangganya dapat selesai jika Yulia bersedia menuruti apa yang ia mau. Bahkan terkesan Danny mendominasi proses konseling dengan cerita-ceritanya.


TERNYATA ini yang menggerakkan Para Psikolog dan Konselor Mencari Metode Baru…

Saya coba melihat kembali catatan pertemuan pertama hingga terakhir. Dalam catatan tersebut setidaknya saya menemukan beberapa area sulit yang saya hadapi. Mungkin ini juga yang dihadapi oleh para konselor, antara lain:

  1. Karena bukan inisiatif pribadi Klien untuk konseling, maka tidak ada kepercayaan pada Konselor
  2. Klien punya pemahaman bahwa konseling tidak menyenangkan, sehingga muncul resistensi sejak awal dan enggan bercerita.
  3. Adanya penolakan (denial) dari klien tentang apa yang ia rasa dan pikirkan tentang permasalahannya. 
  4. Klien terjebak (stuck) dalam egonya sendiri sehingga sulit menemukan sudut pandang lain dari permasalahannya. 
  5. Sistem pertahanan diri (Defense mechanism)  yang kuat dari Klien, sehingga informasi yang diberikan sangat minim. 

Coba cek pengalaman konseling Anda. Apakah Anda juga mengalami tantangan serupa?

Berkaca dari pengalaman ini, saya makin menyadari pentingnya bagi seorang Psikolog/Konselor membekali diri lebih matang sebelum melakukan konseling pada Klien. Baik mempersiapkan diri dengan alat, metode, dan manajemen konseling itu sendiri. Akhirnya saya mencoba mempelajari cara-cara baru lalu mengkombinasikannya dalam sesi konseling saya, seperti Metode PhotoTherapy, Teknik Fasilitasi, dan NLP.

metode konseling
metode konseling

Teknik Fasilitasi & PhotoTherapy untuk membantu Klien memetakan alur pemikiran terhadap masalahnya.

Dari beberapa metode dan teknik baru yang saya praktekkan, saya menemukan Metode PhotoTherapy inilah yang paling sederhana dan aplikatif. Metode ini sangat kreatif, berbasis visual dan terbukti meningkatkan efektifitas sesi konseling saya. Itulah mengapa beberapa tahun belakangan ini, saya memutuskan untuk mempelajari Metode PhotoTherapy secara khusus. Agar saya dapat menerapkannya lebih optimal lagi untuk membantu banyak orang dan semakin berdampak bagi Klien.

7 Alasan Mengapa Metode PhotoTherapy Efektif untuk Konseling? 

Metode PhotoTherapy hampir serupa dengan tes proyeksi. Metode ini memiliki kepekaan untuk membuka aspek-aspek perilaku yang tidak disadari, memberikan kemungkinan untuk diberikannya berbagai respon, bersifat multidimensional, serta memancing respon yang sebanyak-banyaknya dari klien.

Bahkan dengan metode ini Klien tidak banyak tahu jika respon mereka sedang dievaluasi. Klien menjadi dimudahkan untuk memunculkan keunikannya ketika menghadapi stimulus yang tidak terstruktur secara jelas dan ambigu. Kondisi inilah yang secara tidak langsung menciptakan ruang aman dan nyaman bagi Klien untuk menceritakan perasaan dan pemikirannya.

PhotoTherapy Metode Konseling
PhotoTherapy Metode Konseling

Setelah mengenal Metode PhotoTherapy ini, saya menjadi sadar, bahwa melakukan sesi konseling dengan model diskusi tanya jawab atau menggunakan perangkat tes psikologi tidak lagi menjadi cara yang efektif. Satu penyesalan saya adalah tidak mengenali Metode PhotoTherapy dari dulu. 

Dan inilah Ini 7 alasan yang saya temukan, mengapa Metode PhotoTherapy Efektif untuk Konseling,

#1. DINAMIS 

Apa yang dipersepsikan dan diimajinasikan seseorang tentunya bersumber pada pengalaman hidupnya yang terus bergerak. Metode PhotoTherapy yang berbasis visual ini mampu memunculkan persepsi, imajinasi bahkan kreativitas Klien. Dengan metode ini, Konselor semakin dinamis dalam menggali pengalaman hidup dan nilai personal individu. 

#2. MODERN

Stimulus visual yang ada dalam Metode PhotoTherapy begitu kreatif dan berwarna. Ini yang menghidupkan rasa ingin tahu Klien sehingga mendorongnya lebih aktif dan terbuka selama sesi konseling. Konselor dapat dengan mudah membangun kepercayaan (building rapport) bersama dengan Klien. 

#3. AMAN & NYAMAN

Metode PhotoTherapy secara tidak langsung menciptakan ruang aman dan nyaman bagi Klien. Sesi konseling menjadi sesi yang santai, menyenangkan, tidak ada lagi rasa takut atau malu bagi Klien menceritakan atau mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada Konselor, bahkan untuk isu yang sensitif sekalipun. 

#4. AHA MOMENT

Dengan Metode PhotoTherapy, akhirnya Konselor bisa mendengar cerita yang utuh dari Klien. Konselor jadi lebih mudah memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan Klien, sehingga memudahkan untuk menentukan langkah intervensi selanjutnya. 

​#5. HEMAT WAKTU & TENAGA

Berapa banyak Klien yang sanggup kita dampingi dalam sehari? Ucapkan selamat tinggal pada sesi konseling yang memakan banyak waktu dan menguras emosi. Berbekal  media dan perangkat visual dari Metode PhotoTherapy, Klien cepat tercerahkan. Konselor tidak perlu takut lagi terjebak memberikan nasehat dalam sesi konseling.

#6 FLEKSIBEL

Ada begitu banyak Klien dari latar belakang berbeda dengan membawa masalah beragam datang kepada Konselor. Belum tentu Konselor menguasai area permasalahan yang dialami Klien. Tapi hal ini tidak lagi menjadi masalah dengan adanya Metode PhotoTherapy. Metode ini mampu mengakomodir sesi konseling untuk Klien anak, remaja, hingga orang dewasa; dengan isu personal, pekerjaan/karir, relasi dengan orang-orang di dalam kehidupannya, dan sebagainya.

#7. PRAKTIS & APLIKATIF

​Metode PhotoTherapy sangat praktis dikombinasikan dengan berbagai disiplin ilmu dan mampu mempertegas metode-metode yang telah dimiliki seorang Konselor. Dan WOOWWW!!! Hasilnya sungguh luar biasa, keberhasilan sesi konseling berlipat. Konselor bahagia dan Klien semakin jatuh cinta dengan sesi konselingnya. 

PhotoTherapy Metode Konseling

​Seandainya saja para Konselor lebih awal bertemu dengan Metode PhotoTherapy ini, pastilah sesi konseling menjadi semakin efektif dan sangat dimudahkan. Tapi tidak pernah ada kata terlambat untuk membekali diri dengan Metode ini. Semua Konselor dapat mempelajarinya dan mempraktekkannya.

Jika Anda ingin tahu bagaimana cara kerja Metode PhotoTherapy ini untuk membantu sesi konseling, Anda dapat menghadiri Live Online Session dari Points of You Indonesia di www.pointsofyou.id/creativetools atau Anda bisa berdiskusi dengan  tim Points of You Indonesia DISINI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked

    1. Sepakat Bu Diana, saat klien terbuka, konselor dapat dengan mudah membantu klien menemukan titik terang dari permasalahannya. Mari temukan caranya bersama kami…

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}

You may also like

MENDENGARKAN APA YANG TIDAK TERSAMPAIKAN

MENDENGARKAN APA YANG TIDAK TERSAMPAIKAN

Get in Touch

Name*
Email*
Message
0 of 350