by : Vicky Tan

An interview with Mariati Budirahardja
(Points of You Expert and Founder of Sinergia Development Centre)
Di Points of You kita mengenal adanya Points of You Academy yang menjadi pintu masuk bagi para Coach untuk memasuki dunia Points of You dan mulai menggunakan coaching tools berbasis phototherapy dalam proses coaching keseharian mereka.
Di dalam kelas Points of You Academy, Coach dapat praktek dan belajar langsung ditemani para fasilitator – fasilitator yang sudah tersertifikasi untuk mengadakan dan mengajarkan kelas – kelas Points of You secara mandiri. Salah satu fasilitator yang banyak dikenal oleh Tribe Points of You Indonesia adalah Mariati Budirahardja, yang merupakan seorang Expert Points of You sekaligus Founder dari Sinergia Development Centre yang sering memfasilitasi Level 1 bagi para Coach yang akan memulai perjalanan mereka dengan Points of You.

Di Level 1, peserta tidak hanya belajar cara menggunakan tools Points of You namun, juga mempraktekkannya ke diri sendiri dan bersama dengan peserta lain di dalam kelas. Hal ini dilakukan agar peserta menyadari bahwa dalam diri mereka terdapat potensi tersembunyi yang bisa membantu mereka bertransformasi untuk mencapai goals yang mereka inginkan.
Pada kesempatan kali ini, saya berkesempatan untuk berdiskusi dengan Mariati Budirahardja yang seringkali melihat dan mengasah berbagai potensi tersembunyi dari peserta.
Apa sih, arti Potensi buat Ibu?
Kalau buat saya sendiri, Potensi adalah suatu daya, suatu kekuatan, suatu kemampuan yang ada di dalam diri manusia. Dimana kekuatan/daya ini ada yang bisa sudah terlihat atau masih tersembunyi. Apabila diibaratkan potensi ini seperti seperti bibit dari suatu pohon.
Apakah bibit tersebut akan tumbuh menjadi pohon mangga, pohon jeruk atau apa? Kita tidak ada yang tahu apabila potensi itu masih terpendam di dalam tanah. Pada manusia, tidak hanya ada satu bibit, ada beberapa bibit yang perlu dengan sengaja di gali dan di explore lagi kedepannya.
Bagaimana caranya ibu melihat potensi yang dimiliki orang lain?
Secara langsung, kita dapat memanfaatkan indera kita sewaktu ada seorang individu melakukan suatu akvitas dan menghasilkan hasil yang bagus secara langsung, tanpa adanya training, treatment tertentu. Tandanya individu tersebut sudah memiliki dasar potensi yang kuat dalam kegiatan tersebut.
Contohnya, ketika ada seorang anak sedang menggambar, dapat Anda amati apakah tarikan garisnya sudah oke, atau pandai memadu madankan warna tanpa adanya pengarahan dari orang lain. Hal ini dapat diartikan sebagai potensi alami yang sudah dimiliki anak tersebut.
Nah itu kan kalau potensinya terlihat, bagaimana kalau potensi yang dimiliki itu tersembunyi. Bagaimana cara mengidentifikasinya?
Caranya sih dengan memberikan trial dengan memberikan dia suatu project atau suatu kegiatan spesifik. Sama halnya ketika kita duduk di bangku sekolah dasar, kita diberikan berbagai macam mata pelajaran dari sekolah, hal ini bertujuan agar kita dapat mengeksplorasi berbagai potensi yang ada dalam diri kita.
Dalam dunia dewasa, kita dapat meng-explore diri kita masing – masing, dengan mencoba berbagai banyak kegiatan yang menjadi bibit potensi kita, tentunya membutuhkan waktu dan tenaga ya. Dan yang namanya, kegiatan mendorong diri sendiri lebih jauh lagi ini sama halnya dengan menaruh diri kita dalam posisi yang tidak nyaman, bahkan painful bagi beberapa orang untuk dilakukan.
Namun, kalau kita sendiri tidak nyaman dan tidak mau berusaha menghadapi rasa sakit tersebut dan memilih untuk diam di tempat saja maka, kita tidak akan kemana – mana. Potensi yang kita miliki akan stuck dalam posisi tersebut. Layaknya tanaman, kita juga perlu memberikan pupuk dan air agar tanaman itu tumbuh subur. Pupuk dan air ini adalah afirmasi positif dan semangat juang untuk menumbuhkan potensi lebih jauh lagi.
Ada cara / metode yang biasa ibu gunakan untuk menggali dan mengembangkan potensi?
Selama melakukan coaching atau konseling seringkali saya suka menggunakan tools Points of You yang berbasis phototherapy digabungkan dengan metode inner research yang mampu selapis demi lapis membuka potensi yang dimiliki seseorang.
Misalnya saja, sewaktu saya menggunakan Faces, tools yang bergambar wajah – wajah. Sewaktu kita mengambil foto yang merepresentasikan diri kita, itu sebenarnya mengandung banyak hal yang tidak kita sadari termasuk bisa jadi potensi yang disadari. Sama halnya juga sewaktu memilih archetype yang melambangkan diri kita.
Potensi itu perlu dipantik tapi kembali lagi, basicnya kan didasarkan dari experience. Kalau kita tidak experience secara langsung, untuk mengolah, dan membuka diri terkait potensi yang kita miliki, ya kita tidak akan mendapatkan hal itu. Tidak bisa kita hanya sekedar membaca namun, juga harus experience secara langsung.
Hal apa sih yang bisa dilakukan untuk memotivasi dan mendorong seseorang untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki?
Cara yang paling gampang adalah, dengan membuat mimpi. Pertanyaannya “Apakah Anda punya mimpi atau tidak?” Terkadang, karena orang itu berada di zona nyaman dan aman, mimpi itu ya udah mimpi aja, mau tercapai oke, mau ngga tercapai juga oke…
Ketika seseorang tidak memiliki mimpi, orang tidak lagi memiliki hope, tidak ada semangat untuk maju ke depan. So… penting bagi kita untuk memiliki mimpi. Namun, perlu diketahui bahwa perjalanan menggapai mimpi itu membutuhkan effort, kita harus memperkaya dan membekali diri agar kita bisa layak untuk menggapai mimpi tersebut. Kalau kita hanya diam saja dan tidak mem-push diri kita ya gimana mau tercapai.
Yang sering salah kaprah adalah seringkali kita hanya menggantungkan mimpi namun, tidak menjemput impian itu. Impian perlu dijemput, tidak cuma digantungin dan di php in aja hehehe
Kendaraan untuk menjemput ini apa? Kendaraan ini bisa potensi yang kita asah dari waktu ke waktu, bisa saja dengan menggunakan networking yang ada, ataupun sumber daya lain yang kita miliki untuk menggapai hal tersebut. Pada dasarnya tidak boleh ada kata “Ya udahlah…”, kalau ada mimpi, itu harus dikejar dan push diri kita lagi.
Bagi tips dong bu, apa saja langkah – langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan potensi diri.
Prinsipnya 3D…
D yang pertama adalah Destination, kita perlu tahu ending atau destinasinya kemana, arah kita mau kemana sih? Ibarat naik mobil, bisa saja kita hanya menikmati perjalanannya saja atau bahkan bingung kita tersesat di suatu daerah. Bisa dibayangkan, ketika seseorang tidak mengetahui destinasinya ingin kemana, orang itu juga akan bingung untuk mengembangkan potensi mana yang ia miliki.
Yang kedua adalah Direction, tentukan direction-nya. Kalau destinasinya sudah clear, kita bisa menentukan mau ke arah mana. Sebelum menentukan arah, kita bisa menentukan ada dimana sih posisi kita saat ini, penting bagi seseorang untuk tahu dimanakah posisi atau potensi yang dia miliki saat ini sebesar apa.
Direction ini yang menentukan seberapa cepat kita bisa mencapai destinasi tersebut, arah mana yang ingin kita ambil. Bisa saja kita pergi ke destinasi itu dengan naik pesawat misalnya, sampainya memang cepat namun, perlu diketahui juga ada harga yang harus dibayarkan untuk menggunakan pergi menggunakan arah tersebut. Hal sebaliknya, mungkin kita memilih untuk jalan kaki, tentunya yang dibayarkan adalah waktunya yang cukup lama untuk bisa sampai ke sana. Tiap pemilihan direction itu akan selalu ada konsekuensinya, kita tinggal memilih ingin mengambil yang mana.

Kalau kita sudah tahu destinasi dan directionnya, kita lakukan Doing-nya. Yuk dilakukan, dipersiapkan hal apa saja yang dibutuhkan untuk pergi ke sana, pada tahap ini ada bisa mem-breakdown kebutuhan itu, untuk mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan, berapa pemberhentian yang dibutuhkan untuk mencapai ke destinasi itu.
Terlepas dari destinasi yang akan kita capai itu besar atau kecil, yang terpenting adalah kita punya satu goals dan cara menggapainya seperti apa, potensi apa yang perlu kita push lebih lagi. Yuk gunakan Prinsip 3D ini untuk mengoptimalkan potensi yang Anda miliki dan mencapai kualitas hidup yang Anda inginkan.